Minggu, 27 September 2020

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 4

“Tunggu, Doùlos?” tanya Evdaimonía yang terlihat mulai marah.



“Apa yang sudah dia lakukan?” tanya Ergodótis balik.



Evdaimonía menjelaskan semuanya. “Bocah bajingan itu sudah membunuh suamiku dan mengancamku agar menjadi ratu padahal semuanya mengetahui peraturan yang tertulis di kitab Agios melarangku. Beruntungnya masyarakatku mendukung.”



“Semenjak dia menjadi raja di negara api, negara lain bersikeras untuk tidak mau berhubungan lagi. Lihatlah siapa yang sekarang membantu kalian? Kami bukan?!" Suara Evdaimonía bernada kencang. Dia benar-benar marah.



Dia mencoba menenangkan diri karena teringat dengan isi kitab Agios. Kitab Agios secara umum berisikan legenda dan peraturan. Negara api dan air menganut kepercayaan dimana harus mematuhi segala peraturan dalam kitab tersebut sehingga sesuatu yang buruk tidak terjadi akibat banyaknya pelanggaran.



“Bagaimana dengan Gynaíka?” Maksud Evdaimonía adalah ratu api. Suaranya mulai pelan namun tegas dan dapat didengar.



“Dia dan Kalòs suaminya juga dibunuh. Aku merasa ini salahku.” Ucapan Ergodótis cukup mengejutkan Evdaimonía.



“Apa maksudmu dengan hal tersebut?”



“Dulu saat aku menjadi majikannya, dia diperlakukan secara kejam. Menyewakannya kepada dua kerajaan sekaligus demi mendapatkan uang. Sekarang, dia membalasnya dengan menjadikanku pelayan di kerajaan.”



***



Suara cambukan itu terdengar keras. Doùlos hanya bisa merasakannya dengan dirinya bersimpuh tak berdaya. Ergodótis memaksakan kehendaknya berlebihan.



Sampai suatu saat, ide untuk membunuh raja agar dia yang memimpin terlintas di kepalanya. Niat utamanya adalah balas dendam terhadap majikannya.



Nyatanya, dia menyalahgunakan kekuasaannya. Masyarakat negara api yang dipimpinnya tidak terlihat bahagia. Kekecewaan bisa dirasakan oleh mereka.



Raja yang baru, diangan-angan lebih baik ternyata merugikan mereka seluruhnya sedangkan mereka tidak bisa melawan apalagi membangkang.



Tidak jarang masyarakat negara api meminta bantuan kepada negara air. Semua ini karena keputusan Gennaíos untuk memperbolehkan hal tersebut terjadi.



***



Evdaimonía kemudian turun singgasana dan pergi mengambil setangkai anggur yang terlihat matang. Dia kemudian meminta Ergodótis untuk menunggu karena dia menyertakan sepucuk surat tulisannya.



“Serahkan ini kepada "raja"mu! Dia seharusnya menyesal melakukan tindakan sekejam itu.”

Minggu, 20 September 2020

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 3

“Pelayan!” teriak Doùlos di atas singgasana. Suaranya menggema di seluruh istana.



Seorang pelayan berlari menujunya. Namanya Ergodótis, mirisnya dia adalah majikan Doùlos saat dia diperbudak. Sekarang keadaan terbalik.



“Ada apa paduka raja?” tanya pelayan tersebut.



“Mana lagi anggurnya?” tanya Doùlos balik sambil memegang sebuah cangkir dari kristal. Dia terlihat marah.



“Sudah habis.”



“Cari lagi!”



Ergodótis kemudian pergi keluar istana dan menaiki kuda, berkendara menuju perbatasan dengan koin seadanya yang diberi sang raja.



Setibanya disana, dia terkejut karena toko Gennaíos hancur, dimana dia adalah penjual anggur paling bagus yang semua orang tahu.



“Apa yang terjadi dengan toko ini? Kenapa hancur?” tanya Ergodótis kebingungan.



“Dia yang menjual anggur disini sudah lama pergi. Sesuai peraturan raja api sekarang, siapapun yang sudah lama tidak berdagang maka tokonya harus dihancur. Kami hanya mengerja perintah.”



Ergodótis melihat sebuah toko lain di dekatnya, namun yang pasti anggur disana berbeda, dari kualitas dan harganya sudah tidak sebanding.



“Apa? Setangkai seratus koin?” tanya Ergodótis tidak percaya.



“Penjual yang itu menjual dengan harga dua puluh lima koin dan hasilnya bagus pula.” Ergodótis hanya bisa bergumam.



Dia kembali ke istana dengan dua tangkai kemudian memerasnya dan langsung menyerahkan kepada Doùlos. Doùlos hanya meminumnya satu hirupan dan langsung meludahkannya.



“Apa ini? Ini tidak seperti biasanya.”



Barulah Ergodótis bercerita tentang apa yang terjadi. Doùlos kemudian memerintahkan untuk mengambil anggur yang bagus di negara air.



Ergodótis kembali berkendara dengan tujuan yang sudah ditentukan. Dia melihat sebuah kebun anggur yang menurutnya bagus kemudian memetik beberapa. Dia mengambil dan menyembunyikannya dalam sebuah kantong.



Ergodótis kedapatan oleh masyarakat negara air dan dikepung. Ringkasnya, dia berhasil tertangkap dan dibawa ke istana. Seorang masyarakat menjelaskan apa yang terjadi secara singkat.



“Seandainya Gennaíos ada disini, mungkin dia tidak akan memaafkanmu juga,” gumam Ratu Evdaimonía.



“Apa yang membuatmu mencuri anggur kami?” tanya Ratu. Kali ini dia mengeraskan suaranya.



“Raja Doùlos yang menyuruh saya.”

Minggu, 13 September 2020

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 2

Sejarah telah membuktikan bahwa Filikòs sang raja api dan Kalòs sang raja air tidak pernah bermusuhan. Para pedagang yang berjualan di perbatasan menyapa satu sama lain.



Negara api menghasilkan batu bara dan arang. Kereta tambang penuh berjalan di atas rel yang membentang. Pedang dan zirah besi, perisai dan perhiasan, mereka yang membuatkan. Tidak heran negara ini menjadi sangat kuat.



Negara air adalah negara yang subur. Wilayahnya yang luas dipenuhi oleh pertanian dan perkebunan. Terlihat juga beberapa peternakan, yang bahkan dikelola bersama masyarakat negara api.



Di pasar, tidak jarang mereka membahas Fotiá, putri api. Mereka hanya tahu namanya, tanpa melihat. Filikòs menjadi ayah yang tegas dengan tidak memperbolehkannya keluar istana, sampai saat yang ditentukan.



Mereka membandingkan dengan Gennaìos, pangeran air yang sekarang menghilang entah kemana. Dirinya yang tidak menampakkan diri di antara mereka menjadi asumsi kuat bahwa dia tiada sementara.



Gennaìos sangat dikenal oleh kedua negara karena kebaikannya ketika berada di pasar. Dia sering terlihat membantu mendorong kereta tambang dan berdiri di salah satu toko, ikut menjual hasil perkebunan.



“Evdaimonía tidak seharusnya menjadi ratu!”



“Seandainya Gennaìos masih ada, aku akan menunjuknya sebagai raja!”



Kedamaian itu terhenti ketika Doulòs mengangkat dirinya menjadi raja api. Pikiran negatif masyarakat tercipta sementara, menganggap negara airlah yang bersalah atas apa yang terjadi sekarang.



Toko yang biasanya ditempati Gennaìos itu hancur, padahal dia adalah pemasok anggur yang sejak dulu Doulòs sukai. Entah berapa kali Doulòs kedapatan mencuri, namun Gennaìos selalu memaafkannya.

Minggu, 06 September 2020

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 1

Negara Api dan Air. Dua kerajaan yang berdekatan ini dulunya damai, namun tidak sekarang.



Semua dimulai sejak bangkitnya Doùlos, seorang budak yang dulunya bekerja di kedua kerajaan membunuh Filikòs sang raja api dan Kalòs sang raja air. Dia mengangkat dirinya sendiri sebagai raja api dan membiarkan Evdaimonía menjadi ratu di negara air agar tidak ada yang curiga.



Perbuatannya nampak berjalan mulus, karena banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan raja mereka terdahulu.



Di satu sisi, ratu api terdahulu sudah lama wafat dan Fotiá sang putri berdasarkan peraturan belum bisa menggantikan orang tuanya sebagai pemimpin.



Namun di sisi lainnya, Gennaíos sang pangeran air menghilang entah kemana. Evdaimonía sebagai ibunya sekaligus ratu di kerajaan bahkan mengadakan sayembara untuk menemukannya.



Setelah kebangkitan Doùlos yang sekarang memerintah di negara api, negara itu berubah menjadi kerajaan otoriter yang sangat berdampak kepada masyarakat bahkan negara api di sebelahnya. Perdagangan di perbatasan bahkan dimonopoli demi kepuasan Doùlos.



Terlebih lagi, Doùlos hanyalah seorang pemabuk yang bahkan dulu saat menjadi budak sudah menyukai minum anggur yang berlebihan.

Pria Bertopeng dari Surga - Pengantar

@mnafisalmukhdi1 disini :)



Awal cerita, 26 Mei 2020 aku menjelajah Facebook sebagaimana biasanya dan menemukan postingan ini: https://www.facebook.com/groups/184435988650617/permalink/964928043934737/?app=fbl



Tiba-tiba, aku teringat dengan cerita "Pria Bertopeng dari Surga" yang premisnya dibuat oleh Aditya Dimas Fransdika (saat itu aku memanggilnya Dimas).



Cerita ini dipublikasikan pada 30 Juni 2016 melalui blog miliknya dalam naungan WapBlog Indonesiatepatnya https://preview.tinyurl.com/yd5qbxw9



Cerita ini sebenarnya fiksi sejarah pertama yang kutulis selama aku berada di dunia kepenulisan, terutama blog. Tentu saja sangat berkesan, dan biasanya cerita berkesan seperti inilah yang dibuat ulang.



Dan ketika aku membaca kembali tulisanku di masa lalu, rasa jijik mulai muncul. Saking jeleknya tulisanku di masa lalu, sampai tidak sabar untuk melakukan revisi besar-besaran lagi 



Mohon dukungannya dan sampai jumpa pada bagian pertama!

Terima Kasih, Sahabat!

Halo sahabat! Nafis disini.

Terima kasih telah mengikuti keempat belas bagian dari Sahabat edisi terbaru ini.



Melalui Facebook, pada tanggal 19 Juli 2020. Saya memutuskan untuk melakukan revisi terhadap Sahabat yang terdahulu di mana saya menulisnya pada 9 Oktober 2016 - 20 Juni 2017. Berikut rinciannya, semua dalam WITA:




  1. 9 Oktober 2016 12:00 - Prolog

  2. 24 Desember 2016 17:00 - Bagian 1

  3. 25 Desember 2016 12:00 - Bagian 2

  4. 31 Desember 2016 17:00 - Bagian 3

  5. 4 Januari 2017 17:00 - Bagian 4

  6. 4 Januari 2017 20:00 - Bagian 5

  7. 5 Februari 2017 15:00 - Bagian 6

  8. 21 Maret 2017 14:23 - Bagian 7

  9. 23 Maret 2017 14:33 - Bagian 8

  10. 28 Maret 2017 15:41 - Bagian 9

  11. 20 April 2017 18:30 - Bagian 10

  12. 15 Mei 2017 14:21 - Bagian 11

  13. 18 Juni 2017 14:27 - Bagian 12 (Spesial)

  14. 20 Juni 2017 16:16 - Bagian Bonus



Mengapa jadwalnya begitu tidak teratur dan memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya?

Saya mencoba beradaptasi dalam mempublikasikan cerita ini karena Semakin juga masih berjalan.



Revisi dilakukan tanggal 21 - 22 Juli 2020 dan langsung diirilis dalam bentuk Catatan Facebook. Penjadwalan untuk diposting dalam blog ini sendiri selesai pada 23 Agustus 2020.



Semua bagian diposting pada hari Sabtu dan Ahad pukul 17:00 WITA. Berikut rinciannya:




  1. 25 Juli 2020 - Bagian 1

  2. 26 Juli 2020 - Bagian 2

  3. 1 Agustus 2020 - Bagian 3

  4. 2 Agustus 2020 - Bagian 4

  5. 8 Agustus 2020 - Bagian 5

  6. 9 Agustus 2020 - Bagian 6

  7. 15 Agustus 2020 - Bagian 7

  8. 16 Agustus 2020 - Bagian 8

  9. 22 Agustus 2020 - Bagian 9

  10. 23 Agustus 2020 - Bagian 10

  11. 29 Agustus 2020 - Bagian 11

  12. 30 Agustus 2020 - Bagian 12

  13. 5 September 2020 - Bagian 13

  14. 6 September 2020 - Bagian 14



Meskipun cerita ini juga dipublikasikan sebagai status Facebook pada 6 Agustus 2020, ada sesuatu yang akan kuberi kepada pembaca setia blog ini. Kalian bisa mengunduh PDF dari Sahabat edisi terbaru secara gratis hanya dengan klik disini.



Mohon untuk tidak diperbanyak dalam versi apapun tanpa seizin saya karena ebook ini juga dijual di Google Play Book.



Sekali lagi, terima kasih telah mengikuti. Untuk sementara, aku berhenti karena kurangnya dukungan dari orang sekitar dan fisikku sendiri. Sampai jumpa, jika aku masih berkarya.

Sahabat - Bagian 14

Keesokan harinya, Hafidh melaporkan hal tersebut kepada kepala sekolah. Beliau sempat melarang dengan alasan bahwa ujian akhir akan dilaksanakan pekan depan. Ketika mengetahui bahwa rumah Hafidh dekat dengan sekolah, beliau minta dibawa untuk berbicara mengenai hal ini dengan orang tuanya. Radit yang bersama Hafidh saat dia melapor meminta untuk ikut dan mereka memperbolehkan.



***



"Apa alasan rumah ini dihancurkan, ibunya Hafidh?" tanya kepala sekolah.



"Biaya sewa rumah terlalu mahal sedangkan uang kami harus dibagikan juga kepada operasi lutut Hafidh yang kambuh lagi," jawab ibu Hafidh. "Aku yakin sebentar lagi kami akan diusir."



"Kami sebenarnya ingin membantu, namun keadaan ekonomi sekolah sedang terpuruk. Tapi Hafidh harus tetap sekolah karena ujian akhir sudah dekat." Demikianlah yang disampaikan kepala sekolah kepada ibu Hafidh.



Radit kemudian menawarkan rumahnya untuk dipinjamkan sampai mereka benar-benar ingin pindah dan berkata hanya itu yang bisa dia bantu. Keluarga Hafidh terlihat sangat bersyukur namun mereka bersikeras untuk pindah setelah ujian akhir.



Akhir cerita, Hafidh tetap ikut ujian akhir di SMP Pelita. Keluarga Hafidh menepati ucapannya dengan pindah setelahnya. Mereka mungkin tidak tahu bahwa Hafidh berhasil mendapat nilai tertinggi saat itu.



TAMAT

Sabtu, 05 September 2020

Sahabat - Bagian 13

Kepala sekolah kemudian menjawab bahwa Hafidh disleding kakinya. "Oleh siapa?" tanya Radit.



"Siswa disana cukup banyak, aku tidak dapat mengingat semuanya," jawab kepala sekolah. Sementara itu pak Dane kembali ke sekolah dengan mobilnya.



"Sebenarnya apa tujuanmu, Dah?" tanya kepala sekolah.



"Tujuanku adalah memusnahkannya sekaligus kau," ucap Bu Idah sambil menodong pistol.



Kepala sekolah merogoh sesuatu di saku beliau. "Ini kan, yang kau cari dulu?" tanya kepala sekolah sambil menunjukkan kalung emas dengan huruf I.



"Kalungku!" ucap Bu Idah. "Dimana kau menemukannya, bukankah kau menjualnya?" tanya bu Idah.



"Aku hanya menyimpannya," jawab sang suami.



Bu Idah tetap marah dan menarik paksa kalung itu. Dia kemudian masuk mobil kemudian pergi. Bahkan dia meninggalkan Izul.



***



Hafidh dibawa kembali ke UKS dan mendapat hadiah sebuah tongkat yang membantunya berjalan.



Izul merasa bersalah atas hal tersebut. "Maafkan aku ya, Fidh!" ucapnya.



"Seharusnya aku yang minta maaf," jawab Hafidh sambil tersenyum. "Aku tidak bermaksud merebut sahabatmu."



***



Hafidh sekarang berada di rumahnya. Dia bercerita tentang cederanya yang kambuh lagi, sementara ibunya memberitahu bahwa mereka harus pindah rumah.



BERSAMBUNG

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbak...