Langsung ke konten utama

Terima Kasih, Sahabat!

Halo sahabat! Nafis disini.

Terima kasih telah mengikuti keempat belas bagian dari Sahabat edisi terbaru ini.



Melalui Facebook, pada tanggal 19 Juli 2020. Saya memutuskan untuk melakukan revisi terhadap Sahabat yang terdahulu di mana saya menulisnya pada 9 Oktober 2016 - 20 Juni 2017. Berikut rinciannya, semua dalam WITA:




  1. 9 Oktober 2016 12:00 - Prolog

  2. 24 Desember 2016 17:00 - Bagian 1

  3. 25 Desember 2016 12:00 - Bagian 2

  4. 31 Desember 2016 17:00 - Bagian 3

  5. 4 Januari 2017 17:00 - Bagian 4

  6. 4 Januari 2017 20:00 - Bagian 5

  7. 5 Februari 2017 15:00 - Bagian 6

  8. 21 Maret 2017 14:23 - Bagian 7

  9. 23 Maret 2017 14:33 - Bagian 8

  10. 28 Maret 2017 15:41 - Bagian 9

  11. 20 April 2017 18:30 - Bagian 10

  12. 15 Mei 2017 14:21 - Bagian 11

  13. 18 Juni 2017 14:27 - Bagian 12 (Spesial)

  14. 20 Juni 2017 16:16 - Bagian Bonus



Mengapa jadwalnya begitu tidak teratur dan memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya?

Saya mencoba beradaptasi dalam mempublikasikan cerita ini karena Semakin juga masih berjalan.



Revisi dilakukan tanggal 21 - 22 Juli 2020 dan langsung diirilis dalam bentuk Catatan Facebook. Penjadwalan untuk diposting dalam blog ini sendiri selesai pada 23 Agustus 2020.



Semua bagian diposting pada hari Sabtu dan Ahad pukul 17:00 WITA. Berikut rinciannya:




  1. 25 Juli 2020 - Bagian 1

  2. 26 Juli 2020 - Bagian 2

  3. 1 Agustus 2020 - Bagian 3

  4. 2 Agustus 2020 - Bagian 4

  5. 8 Agustus 2020 - Bagian 5

  6. 9 Agustus 2020 - Bagian 6

  7. 15 Agustus 2020 - Bagian 7

  8. 16 Agustus 2020 - Bagian 8

  9. 22 Agustus 2020 - Bagian 9

  10. 23 Agustus 2020 - Bagian 10

  11. 29 Agustus 2020 - Bagian 11

  12. 30 Agustus 2020 - Bagian 12

  13. 5 September 2020 - Bagian 13

  14. 6 September 2020 - Bagian 14



Meskipun cerita ini juga dipublikasikan sebagai status Facebook pada 6 Agustus 2020, ada sesuatu yang akan kuberi kepada pembaca setia blog ini. Kalian bisa mengunduh PDF dari Sahabat edisi terbaru secara gratis hanya dengan klik disini.



Mohon untuk tidak diperbanyak dalam versi apapun tanpa seizin saya karena ebook ini juga dijual di Google Play Book.



Sekali lagi, terima kasih telah mengikuti. Untuk sementara, aku berhenti karena kurangnya dukungan dari orang sekitar dan fisikku sendiri. Sampai jumpa, jika aku masih berkarya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir. Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu. Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung. Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós. “Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari. Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari....

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 8

Pria itu bersiul memanggil kudanya. Seekor kuda putih berlari mengejar pria itu. Mereka terus berlari sampai sang pria menaiki kudanya. “Aku merasa pernah melihat kuda itu, tapi milik siapa?” tanya seorang warga dari negara air. *** Fotiá sedang di kamar, menyisir rambutnya. Tiba-tiba seseorang pria mendobrak pintunya dan masuk. Fotia akan berteriak namun mulutnya ditutup. “Tenanglah, kamu mengenalku.” Dia adalah pria yang berlari tadi. Entah bagaimana caranya bisa mencapai istana api. Dia membersihkan dedaunan di wajahnya dan Fotiá terlihat kaget. “Kenapa kamu ada disini?” “Aku ingin berlindung sebentar. Dimana ayahmu?” “Ayahku meninggal, dibunuh Doulós. Sekarang dia mengangkat dirinya sendiri sebagai raja.” Fotiá terlihat sangat marah. “Aku turut berduka cita. Dimana dia?” “Benteng,” jawab Fotiá singkat. “Apa yang dia lakukan disana?” “Perang dengan ...