Kepala sekolah kemudian menjawab bahwa Hafidh disleding kakinya. "Oleh siapa?" tanya Radit.
"Siswa disana cukup banyak, aku tidak dapat mengingat semuanya," jawab kepala sekolah. Sementara itu pak Dane kembali ke sekolah dengan mobilnya.
"Sebenarnya apa tujuanmu, Dah?" tanya kepala sekolah.
"Tujuanku adalah memusnahkannya sekaligus kau," ucap Bu Idah sambil menodong pistol.
Kepala sekolah merogoh sesuatu di saku beliau. "Ini kan, yang kau cari dulu?" tanya kepala sekolah sambil menunjukkan kalung emas dengan huruf I.
"Kalungku!" ucap Bu Idah. "Dimana kau menemukannya, bukankah kau menjualnya?" tanya bu Idah.
"Aku hanya menyimpannya," jawab sang suami.
Bu Idah tetap marah dan menarik paksa kalung itu. Dia kemudian masuk mobil kemudian pergi. Bahkan dia meninggalkan Izul.
***
Hafidh dibawa kembali ke UKS dan mendapat hadiah sebuah tongkat yang membantunya berjalan.
Izul merasa bersalah atas hal tersebut. "Maafkan aku ya, Fidh!" ucapnya.
"Seharusnya aku yang minta maaf," jawab Hafidh sambil tersenyum. "Aku tidak bermaksud merebut sahabatmu."
***
Hafidh sekarang berada di rumahnya. Dia bercerita tentang cederanya yang kambuh lagi, sementara ibunya memberitahu bahwa mereka harus pindah rumah.
BERSAMBUNG
Komentar
Posting Komentar