Selasa, 28 Maret 2017

Sahabat - Bagian 9

"Banyak kejadian yang tak pernah kita sangka ya, Dit" kata Hafidh

"Yang pastinya sekolah ini agak angker ditambah segala penembakan yang ada" kata Radit

.

"Mengapa kau melakukan tembakan tadi" tanya Pak Dane di mobilnya

"Aku disuruh oleh seseorang" kata Fajri

"Kukira disana masih ada Kepala Sekolah" lanjut Fajri

.

"Tenanglah Zul, kau masih bisa memanggil beliau 'Yah', mungkin beliau hanya tidak menganggap kamu sebagai anak" kata Hafidh

"Itu kan sama saja" bisik Radit

"Diamlah" kata Hafidh sambil berkedip

Izul pun berhenti memegang kepalanya. Dia sedikit senyum, dan

Bukk!

Pukulan keras melayang dari tangan Izul dan membuat Hafidh agak knock-out. Radit pun menyambut tubuh Hafidh yang (sepertinya) tidak sadarkan diri. Darah pun bercucuran dari pipinya.

"Orang baik-baik membuatmu berhenti menangis, malah kau hajar" kata Radit

Izul pun lari begitu saja

"Ada apa dengannya?" kata Radit sedikit kesal

.

"Tunggu dulu, berarti kau..." kata Pak Dane

"Lebih baik aku jujur saja. Huft" kata Fajri dalam hati

"Ya, aku menargetkan Kepala Sekolah. Kau begitu mirip dengannya walau dari samping." kata Fajri

"Dan aku disuruh oleh istrinya" lanjut Fajri

"Apa-apaan?" kata Pak Dane

.

Plakk

Suara hp yang terbanting

"Sial!" kata Bu Idah

Bu Idah adalah istri kepala sekolah. Mereka sudah beberapa bulan berpisah. Sepertinya karena masalah diantara mereka. Dan Izul ikut ayahnya.

"Mengapa ini terjadi, pasti dianya yang gak becus" kata Bu Idah

.

"Minggir! Minggir!"

Radit berlari sambil menggendong Hafidh yang masih tidak sadarkan diri di punggungnya.

Radit pun sampai di UKS hanya dalam 3 menit.

Kebetulan sekali disana ada Bu Anna.

Bu Anna, adalah perawat yang pernah bekerja di RS Jaya Abadi. Namun beliau dipecat entah kenapa.

- 3 Tahun Yang Lalu

Ada korban kebakaran yang dibawa ke RS Jaya Abadi. Korban tersebut terkena luka bakar yang cukup serius. Kebetulan sekali, yang menangani korban tersebut adalah Bu Anna. Namun ternyata korban tersebut meninggal dalam proses perawatan.

(Beberapa hari setelahnya)

"Kamu ini, kerjanya gak becus!. Korban kebakaran saja sampai mati!" kata Kepala RS

"Tapi pak, umur kita siapa tau?" kata Bu Anna

"Saya gak peduli! Kau ini memperburuk citra RS ini. Pokoknya kamu saya pecat!" kata Kepala RS

- Sekarang

"Ah, kebetulan sekali" kata Radit

sambil meletakkan Hafidh ke atas kasur yang ada di UKS itu

"Ada apa dengannya?" kata Bu Anna

"Anu, dia dipukul oleh Izul" kata Radit menjelaskan dengan agak gugup

"Yang benar?" tanya Bu Anna kaget

"Iya bu. Saya gak bohong. Gak percaya, tanya aja ama Hafidhnya entar" kata Radit dengan suara agak keras

.

BERSAMBUNG

Rabu, 22 Maret 2017

Sahabat - Bagian 8

Pak Dane membuka pintu lebar-lebar untuk jaga-jaga, kemudian dia melihat ke luar

"Tidak ada apa-apa" kata Pak Dane

"Wah, kau hebat Dit" kata Hafidh kepada Radit

"Itu hanya kebetulan" kata Radit tersenyum simpul

"Ya, ada apa Dit?" tanya Pak Dane

"Saya belum paham pak, boleh saya bertanya" kata Radit

"Ya, tentu" kata Pak Dane menyambutnya dengan senang hati

.

"Anak macam apa itu" kata Kepala Sekolah sambil berjalan cepat dengan geram

"Ah sial!. Target bergerak terlalu cepat!" kata seseorang menelpon

"Ternyata kau" kata Pak Dane sambil memegang pinggangnya

Hafidh dan Radit pun melihat lewat jendela

"Fajri....." kata Pak Dane

"Apa yang kau lakukan disini" lanjut Pak Dane

"Aku hanya melakukan tugasku" kata Fajri

Fajri, adalah teman lama Pak Dane yang berkhianat setelah sekian lama pertemanan mereka itu. Sekarang, Fajri adalah salah satu orang yang agak dibenci Pak Dane.

"Tugas apa?" tanya Pak Dane

"Itu rahasia" kata Fajri

"Beritahu atau tidak?!" seru Pak Dane

"Kalau tidak....."

Pak Dane mengeluarkan pistol dari sakunya

"Tunggu, darimana kau dapat pistol itu?" tanya Fajri

"Oh ini, ini pistol pemberian adikku" kata Pak Dane

"Bagaimana bisa adikmu memberi pistol?" tanya Fajri lagi

"Adikku seorang detektif, kau pasti kenal dia" kata Pak Dane

"Detektif?" kata Fajri tidak percaya

Fajri pun berlutut, melempar pistolnya entah kemana, dan mengangkat tangannya

Pak Dane pun mendekati Fajri, dan tiba-tiba....

Bukk!

Fajri meninju Pak Dane, namun Pak Dane sepertinya tidak kesakitan sama sekali

"Bagaimana bisa?" kata Fajri semakin heran

"Kau ini sungguh pelupa" kata Pak Dane

- 7 tahun yang lalu

Green Park II, Texas, USA

*dialog diterjemahkan

Dane berlatih di taman, pada siang hari, sesuai kebiasaannya

Tiba-tiba...

"Dane!" teriak Fajri

"Halo!" kata Dane sambil latihan

"Ada apa?" lanjut Dane menghentikan latihannya

"Tidak apa-apa, hanya menyapa" kata Fajri

"Oh" kata Dane sambil melanjutkan latihannya

"Dane...." kata Fajri

"Apa?" kata Dane agak sedikit kesal

Ternyata Fajri sudah memegang pistol. Dane menyadari ada hal yang janggal, dan...

Dorr

Fajri menembak Dane

Tidak berapa lama, ada seorang pria lewat, dan melihat tubuh Dane yang tergeletak begitu saja

Dia mengecek keadaan Dane, kemudian dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, dan menelpon 911

"911, apa yang kami bisa bantu?"

"Ada seseorang yang terbaring penuh darah di Green Park II, Texas"

"Baik"

Tidak berapa lama, ambulan pun datang. Ambulan itu langsung saja mengantar ke rumah sakit. Rumah sakit itu letaknya jauh dari Green Park II.

= 2 Jam Kemudian

Dane sadarkan diri, dia melihat ke sekitar dan langsung tahu bahwa dia sedang di rumah sakit. Dia melihat ada surat di atas meja di kanannya. Dia bangun, dan membaca surat itu

.....

Temui aku di Indonesia

^Adikmu

......

= Beberapa hari kemudian

"Yah, apakah aku punya adik?" tanya Dane kepada ayahnya

"Ya, tapi dari ibu yang berbeda" kata Ayah Dane dengan santainya

- Sekarang

"Kamu memang lupa, saat kau 'membunuhku' di Green Park II, Texas" kata Pak Dane

Pak Dane pun mengikat Fajri sebentar, kemudian berdiri di depan pintu, dan berkata

"Anak-anak, bapak pergi sebentar"

"Yeay!" teriak para siswa

Pak Dane hanya tersenyum, kemudian kembali mengurusi Fajri. Dia melepas ikatannya, dan menggiring Fajri ke kepolisian

.

BERSAMBUNG

Senin, 20 Maret 2017

Sahabat - Bagian 7

"Izul!" teriak Pak Dane membangunkan Izul

Namun Izul tidak bangun-bangun juga. Radit pun sedikit tertawa.

Tiba-tiba Pak Dane melihat ke arah semua siswa, dia menutup mulutnya dengan telunjuknya, menandakan untuk diam. Kelas 9 pun menjadi sunyi secara tiba-tiba.

Pak Kepala Sekolah memasuki kelas 9, ternyata beliau menunggu diluar dari tadi

Beliau mencoba membangunkan Izul, Izul sepertinya bangun namun matanya masih terpejam, seperti menolak untuk dibangunkan. Namun Izul bangun, dia membuka matanya dan dia kaget karena ada Pak Kepala Sekolah dihadapannya.

Semua murid pun tertawa, Pak Dane juga.

"Benar kan?" kata Pak Dane kepada Kepala Sekolah

Kepala Sekolah menyahutnya dengan anggukan

"Ada apa kau ini, gurumu sedang menjelaskan, malah tidur kau ini" kata Kepala Sekolah memarahi Izul

"Penjelasan terlalu panjang, kurang jelas lagi, ditambah mataku ngantuk, tidur aja" kata Izul dengan santainya

"Kalau penjelasannya kurang jelas, nanya dong!!. Jangan malah tidur, inilah yang membuat nilaimu rendah" kata Kepala Sekolah

"Tunggu, bagaimana anda tau Izul ini nilainya rendah?" tanya Pak Dane

Suasana menjadi hening. Ditambah dengan kebingungan antara siswa.

"Pertanyaan yang bagus" kata Kepala Sekolah sambil tersenyum

"Dia adalah anakku"

Seisi kelas tiba-tiba berteriak "Hah?", tanda kaget sekaligus tidak percaya

"Sejak kelas 6, dia malas saja belajar. Aku juga bingung kenapa. Kurasa itulah sebabnya nilainya rendah mulu" kata Kepala Sekolah

"Tapi yah...." kata Izul yang tiba-tiba dipotong oleh Kepala Sekolah

"Jangan panggil aku lagi ayah, kamu ini hanya mempermalukan aku saja sebagai Kepala Sekolah"

"Tapi yah...." Izul sekali lagi berkata seperti itu

"Gak ada tapi-tapi lagi!" kata Kepala Sekolah

Kepala Sekolah pun langsung meninggalkan Kelas 9 itu

Beliau diluar kelas berteriak "Maaf mengganggu!"

Izul pun memegang kepalanya

Semua orang menatapnya

Izul pun berkata "Apa?!"

"Cukup sadis juga ayahnya" bisik Hafidh kepada Radit

"Ini adalah sebuah pelajaran bagi kita semua, janganlah bermalas-malasan dalam belajar" kata Pak Dane

"Pak Dane, kesini!" teriak Radit

Dorr!!

Prang!!

Sebuah tembakan dari luar hingga memecahkan kaca jendela kelas 9

"Siapa itu!!" teriak Pak Dane

.

BERSAMBUNG

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbak...