Minggu, 08 November 2020

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir.



Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu.



Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung.



Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós.



“Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari.



Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari.



“Hei! Tengok sini!” teriak pria bertopeng itu.



Sebuah panah mengenai kepada Doúlos yang sekarang terbuka itu. Dia nampak kesakitan dan mencoba mencabutnya seraya terus mundur sampai terjatuh dari puncak benteng dan akhirnya tewas.



Terompet berbunyi kembali. Seharusnya itu menandakan peperangan berhenti dan dimenangkan oleh negara air.



“Siapa sebenarnya kamu?” tanya Ergodotís.



Pria itu membuka topengnya. “Gennaíos!” Evdaimonía berlari untuk memeluknya.



“Pakailah, sekarang kamu pantas untuk menjadi ratu.” Ucapan Gennaíos dibalas dengan senyuman.



Fotía memasang mahkotanya kemudian melambaikan tangan kepada Gennaíos. “Pasukan! Bubar!” perintahnya sambil mengarah ke istana.

Minggu, 01 November 2020

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 9

“Kalahkan dia!” ucap Fotía. Pria itu hanya tersenyum.



***



“Sudah kubilang, itu dia!” Seorang warga itu terus menunjuk.



Mereka sedang beristirahat dalam peperangan dan akan berlanjut setelah terompet ditiup pasukan negara api.



“Tuan, tolonglah kami!” Dia menghadang kuda putih itu.



“Temukan dulu aku dengan raja di istana air.”



“Beliau sudah meninggal tuan.”



“Nampaknya aku terlalu lama perg–Bagaimana dengan ratu? Temukan aku dengannya.” Pria itu dituntun menuju istana kerajaan air. Warga yang bersamanya berniat untuk kembali ke area perang.



“Siapa dirimu?” tanya Evdaimonía. Ergodótis masih ada di sana.



“Anda tidak perlu tahu saya. Saya ingin bertemu dengan ahli tafsir dan anda tahu dimana beliau.”



Evdaimonía dan pria itu turun ke bawah tanah istana. Ergodótis mengikuti mereka.



“Kamu! Terima kasih telah datang, tuan. Bantulah kami.”



“Siapa dia?”



“Pria yang kita cari.”



“Dimana warga yang membawanya ke sini tadi?”



“Hiraukan dulu. Ada apa tuan?” tanya ahli tafsir itu.



“Bagaimana cara mengalahkan raja api itu?” Sang ahli tafsir hanya terdiam.



“Mahkota!” Ucapan Ergodótis mengagetkan. “Dari sanalah sumber kekuatannya!”

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbak...