Langsung ke konten utama

Sahabat - Bagian 9

"Banyak kejadian yang tak pernah kita sangka ya, Dit" kata Hafidh

"Yang pastinya sekolah ini agak angker ditambah segala penembakan yang ada" kata Radit

.

"Mengapa kau melakukan tembakan tadi" tanya Pak Dane di mobilnya

"Aku disuruh oleh seseorang" kata Fajri

"Kukira disana masih ada Kepala Sekolah" lanjut Fajri

.

"Tenanglah Zul, kau masih bisa memanggil beliau 'Yah', mungkin beliau hanya tidak menganggap kamu sebagai anak" kata Hafidh

"Itu kan sama saja" bisik Radit

"Diamlah" kata Hafidh sambil berkedip

Izul pun berhenti memegang kepalanya. Dia sedikit senyum, dan

Bukk!

Pukulan keras melayang dari tangan Izul dan membuat Hafidh agak knock-out. Radit pun menyambut tubuh Hafidh yang (sepertinya) tidak sadarkan diri. Darah pun bercucuran dari pipinya.

"Orang baik-baik membuatmu berhenti menangis, malah kau hajar" kata Radit

Izul pun lari begitu saja

"Ada apa dengannya?" kata Radit sedikit kesal

.

"Tunggu dulu, berarti kau..." kata Pak Dane

"Lebih baik aku jujur saja. Huft" kata Fajri dalam hati

"Ya, aku menargetkan Kepala Sekolah. Kau begitu mirip dengannya walau dari samping." kata Fajri

"Dan aku disuruh oleh istrinya" lanjut Fajri

"Apa-apaan?" kata Pak Dane

.

Plakk

Suara hp yang terbanting

"Sial!" kata Bu Idah

Bu Idah adalah istri kepala sekolah. Mereka sudah beberapa bulan berpisah. Sepertinya karena masalah diantara mereka. Dan Izul ikut ayahnya.

"Mengapa ini terjadi, pasti dianya yang gak becus" kata Bu Idah

.

"Minggir! Minggir!"

Radit berlari sambil menggendong Hafidh yang masih tidak sadarkan diri di punggungnya.

Radit pun sampai di UKS hanya dalam 3 menit.

Kebetulan sekali disana ada Bu Anna.

Bu Anna, adalah perawat yang pernah bekerja di RS Jaya Abadi. Namun beliau dipecat entah kenapa.

- 3 Tahun Yang Lalu

Ada korban kebakaran yang dibawa ke RS Jaya Abadi. Korban tersebut terkena luka bakar yang cukup serius. Kebetulan sekali, yang menangani korban tersebut adalah Bu Anna. Namun ternyata korban tersebut meninggal dalam proses perawatan.

(Beberapa hari setelahnya)

"Kamu ini, kerjanya gak becus!. Korban kebakaran saja sampai mati!" kata Kepala RS

"Tapi pak, umur kita siapa tau?" kata Bu Anna

"Saya gak peduli! Kau ini memperburuk citra RS ini. Pokoknya kamu saya pecat!" kata Kepala RS

- Sekarang

"Ah, kebetulan sekali" kata Radit

sambil meletakkan Hafidh ke atas kasur yang ada di UKS itu

"Ada apa dengannya?" kata Bu Anna

"Anu, dia dipukul oleh Izul" kata Radit menjelaskan dengan agak gugup

"Yang benar?" tanya Bu Anna kaget

"Iya bu. Saya gak bohong. Gak percaya, tanya aja ama Hafidhnya entar" kata Radit dengan suara agak keras

.

BERSAMBUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali!

Halo!  @mnafisalmukhdi1  disini. Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja.  Ada kabar bagus nih untuk blog ini! Aku kembali! Ya, setelah sekian lama aku tidak memposting apapun sama sekali dalam blog ini, kembali menghidupkannya adalah pilihan terbaik. Rencana utama dari kembalinya aku adalah merevisi total semua cerita yang ada di blog ini. Dukung aku selalu. Salam.

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Semakin - Season 2 - Episode 17

Episode 17 "Orang-orang ini adalah yang berkaitan dengan si remaja, kecuali si pria tua ini, dia adalah anak kita dimasa depan" kata si ibu "Oke" kata si ayah Allahu Akbar, Allahu Akbar Sudah terdengar azan ashar "Kami pulang dulu, ya" kata teman si remaja dan si gadis "Silahkan" kata si pria tua "Tunggu, kau tinggal disini?" kata si ayah "Tidak, aku juga punya rumah" kata si pria tua "Lantas, mengapa kau tetap disini?" kata si ayah "Aku sedikit bingung, orang yang sama, tapi sifatnya bisa berbeda, berbeda denganku, berbeda dengan si remaja" kata si pria tua "Ah sudahlah, aku pulang dulu" lanjut si pria tua "Oke" kata mereka Rumah menjadi sunyi "Nak, ayo bangun" kata si ibu Si anak pun bangun. "Ada apa" kata si anak "Sudah Ashar" kata si ibu Si anak pun pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah itu si ayah. Si anak shalat di kamarnya, setelah shalat dia kemb...