Minggu, 11 Oktober 2020

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 6

Ergodótis berlari menuju kudanya. “Raja kita akan mengadakan perang dengan negara air! Persiapkan diri kalian!” ucapnya sesaat setelah menaiki kudanya. Dia berkendara kemudian.



Berita itu kemudian disebarkan, pasar di perbatasan mulai ricuh. Para pedagang dengan lekas membersihkan toko mereka karena sangat yakin perang akan berlangsung disini.



Aneh karena bukannya kembali, Ergodótis malah meneruskan perjalanannya. Dari kejauhan terlihat dia mengarah ke istana negara air.



Ergodótis sempat ditahan oleh para penjaga namun Evdaimonía yang keluar dari istana memerintahkan agar dilepas sehingga mereka dapat berbicara.



“Bagaimana tanggapan rajamu?” tanya Evdaimonía.



“Dia terlihat sangat tidak menyukainya sehingga ingin mengadakan perang antar kerajaan.”



“Perang? Tidak bisa, kami lebih baik meminta maaf dan mundur daripada–”



“Warga kita di perbatasan sudah berjatuhan, paduka ratu!” ucap seorang warga negara air yang singgah dan hampir terjatuh karena tadinya mengendarai kuda dengan laju.



“Mereka juga sudah membangun benteng di dekat perbatasan!" lanjutnya kemudian pergi. Nampaknya dia salah satu di antara para pejuang yang mempertahankan negara air di perbatasan.



Evdaimonía kemudian memasuki istana dan memasuki sebuah ruangan. Sebuah meja dengan buku tua terletak tepat di tengah ruangan itu, dikelilingi oleh banyak rak berisikan buku lainnya.



Buku tua itu adalah kitab pedoman mereka, Agios. Evdaimonía yakin ada halaman yang mungkin menyatakan sesuatu yang membantu mereka.



Bab Alítheia, pasal kedua berbunyi:

“Ketika dua orang bersaudara berperang, maka Kami akan mengirimkan penengah tanpa identitas untuk membantu pihak yang telah membagikan kebaikan kepada manusia.”



Sang ratu teringat bahwa Kalòs suaminya pernah memenjarakan seorang ahli tafsir tepat di bawah istana. Dia membawa kitab itu kemudian. “Hei, kamu. Sekarang negara kita dalam keadaan genting dan aku memerlukan bantuanmu.”



“Tidak mau. Aku sudah nyaman tinggal disini karena semakin mendekatkanku dengan Tuhan.” Dia kemudian memalingkan diri, mungkin karena kekesalannya.



“Jawablah pertanyaan dariku maka kamu akan dibebaskan,” ucap Evdaimonía. “Aku ingin kamu menjelaskan maksud pernyataan dari kitab ini.” Dia menunjukkan kitab itu.



“Dialah yang kita kenal dengan Pria Bertopeng dari Surga. Temukan dia segera, aku yakin Tuhan tidak memerlukan waktu lama untuk mengirimnya.”



“Baiklah, kamu saya bebaskan. Tapi untuk tinggal disini, itu terserah kamu.” Evdaimonía membuka kunci penjara itu. “Dan jika kamu lebih dulu menemukannya, kabari kami.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbak...