Pria itu bersiul memanggil kudanya. Seekor kuda putih berlari mengejar pria itu. Mereka terus berlari sampai sang pria menaiki kudanya.
“Aku merasa pernah melihat kuda itu, tapi milik siapa?” tanya seorang warga dari negara air.
***
Fotiá sedang di kamar, menyisir rambutnya. Tiba-tiba seseorang pria mendobrak pintunya dan masuk. Fotia akan berteriak namun mulutnya ditutup.
“Tenanglah, kamu mengenalku.” Dia adalah pria yang berlari tadi. Entah bagaimana caranya bisa mencapai istana api.
Dia membersihkan dedaunan di wajahnya dan Fotiá terlihat kaget. “Kenapa kamu ada disini?”
“Aku ingin berlindung sebentar. Dimana ayahmu?”
“Ayahku meninggal, dibunuh Doulós. Sekarang dia mengangkat dirinya sendiri sebagai raja.” Fotiá terlihat sangat marah.
“Aku turut berduka cita. Dimana dia?”
“Benteng,” jawab Fotiá singkat.
“Apa yang dia lakukan disana?”
“Perang dengan negara air.”
Pria itu melihat sesuatu di atas meja Fotià. “Punya siapa itu?” tunjuknya kepada sebuah topeng mata biru.
“Dulu itu punyaku, sekarang tidak terpakai.”
Tanpa menanyakan alasannya, pria itu bertanya, “Apakah aku boleh memintanya?” Fotiá memberikannya.
“Terima kasih. Sekarang aku akan membantu negara air dan membalaskan dendammu terhadap Doulós.”
“Seharusnya memang begitu. Pulanglah!”
Komentar
Posting Komentar