Langsung ke konten utama

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 9

“Kalahkan dia!” ucap Fotía. Pria itu hanya tersenyum.



***



“Sudah kubilang, itu dia!” Seorang warga itu terus menunjuk.



Mereka sedang beristirahat dalam peperangan dan akan berlanjut setelah terompet ditiup pasukan negara api.



“Tuan, tolonglah kami!” Dia menghadang kuda putih itu.



“Temukan dulu aku dengan raja di istana air.”



“Beliau sudah meninggal tuan.”



“Nampaknya aku terlalu lama perg–Bagaimana dengan ratu? Temukan aku dengannya.” Pria itu dituntun menuju istana kerajaan air. Warga yang bersamanya berniat untuk kembali ke area perang.



“Siapa dirimu?” tanya Evdaimonía. Ergodótis masih ada di sana.



“Anda tidak perlu tahu saya. Saya ingin bertemu dengan ahli tafsir dan anda tahu dimana beliau.”



Evdaimonía dan pria itu turun ke bawah tanah istana. Ergodótis mengikuti mereka.



“Kamu! Terima kasih telah datang, tuan. Bantulah kami.”



“Siapa dia?”



“Pria yang kita cari.”



“Dimana warga yang membawanya ke sini tadi?”



“Hiraukan dulu. Ada apa tuan?” tanya ahli tafsir itu.



“Bagaimana cara mengalahkan raja api itu?” Sang ahli tafsir hanya terdiam.



“Mahkota!” Ucapan Ergodótis mengagetkan. “Dari sanalah sumber kekuatannya!”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir. Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu. Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung. Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós. “Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari. Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari....

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Aku Kembali!

Halo!  @mnafisalmukhdi1  disini. Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja.  Ada kabar bagus nih untuk blog ini! Aku kembali! Ya, setelah sekian lama aku tidak memposting apapun sama sekali dalam blog ini, kembali menghidupkannya adalah pilihan terbaik. Rencana utama dari kembalinya aku adalah merevisi total semua cerita yang ada di blog ini. Dukung aku selalu. Salam.