Langsung ke konten utama

Sahabat - Bagian 9

"Ah sial! Target bergerak terlalu cepat!" ucap seseorang menelpon.



"Ternyata kau—" kata Pak Dane sambil memegang pinggangnya. Pak Dane pergi keluar setelah menjelaskan kepada Radit. Hafidh dan Radit pun melihat lewat jendela. "Fajri!"



"Apa yang kau lakukan disini?" tanya pak Dane.



"Aku hanya melakukan tugasku," jawab Fajri.



Fajri, adalah teman lama Pak Dane yang berkhianat setelah sekian lama pertemanan mereka itu. Sekarang, Fajri adalah salah satu orang yang agak dibenci Pak Dane.



"Tugas apa?" tanya pak Dane lagi.



"Itu rahasia," jawab Fajri.



"Beri tahu atau tidak?!"



"Kalau tidak—" Pak Dane mengeluarkan pistol dari sakunya. Dia memilikinya secara legal.



Fajri berlutut, melempar pistolnya entah kemana, dan mengangkat tangannya. Ketika pak Dane mendekat, Fajri meninjunya. Pak Dane tidak terlihat kesakitan.



"Bagaimana bisa?" tanya Fajri heran.



"Kau ini sungguh pelupa."



Tujuh tahun yang lalu di Green Park II, Texas, USA - Dane berlatih di taman pada siang hari sesuai kebiasaannya, sampai Fajri menyapanya. Mereka sempat berjabat tangan, sampai sebuah pistol keluar dari saku Fajri dan ditembakkan kepada Dane.



Fajri meninggalkan Dane yang tergeletak. Tidak berapa lama, ada seorang pria lewat dan melihat Dane kemudian memeriksa keadannya. Dia mengambil ponsel untuk menelpon 911.



"911, apa yang kami bisa bantu?"



"Ada seseorang yang baru saja ditembak di Green Park II, Texas"



Tidak berapa lama, ambulans pun datang untuk mengantar Dane ke rumah sakit yang cukup jauh dari tempat kejadian. Sebuah keajaiban terjadi dimana Dane sadarkan diri setelah sempat dirawat.



***



"Fajri, jika kamu masih ingat kejadian di Texas tujuh tahun yang lalu itu, seharusnya kamu tahu dengan bukti bahwa aku masih hidup, Tuhan telah membuat tubuhku mampu menahan semua itu."



Fajri yang hanya terdiam digiring menuju kepolisian oleh pak Dane.



BERSAMBUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali!

Halo!  @mnafisalmukhdi1  disini. Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja.  Ada kabar bagus nih untuk blog ini! Aku kembali! Ya, setelah sekian lama aku tidak memposting apapun sama sekali dalam blog ini, kembali menghidupkannya adalah pilihan terbaik. Rencana utama dari kembalinya aku adalah merevisi total semua cerita yang ada di blog ini. Dukung aku selalu. Salam.

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Semakin - Season 2 - Episode 17

Episode 17 "Orang-orang ini adalah yang berkaitan dengan si remaja, kecuali si pria tua ini, dia adalah anak kita dimasa depan" kata si ibu "Oke" kata si ayah Allahu Akbar, Allahu Akbar Sudah terdengar azan ashar "Kami pulang dulu, ya" kata teman si remaja dan si gadis "Silahkan" kata si pria tua "Tunggu, kau tinggal disini?" kata si ayah "Tidak, aku juga punya rumah" kata si pria tua "Lantas, mengapa kau tetap disini?" kata si ayah "Aku sedikit bingung, orang yang sama, tapi sifatnya bisa berbeda, berbeda denganku, berbeda dengan si remaja" kata si pria tua "Ah sudahlah, aku pulang dulu" lanjut si pria tua "Oke" kata mereka Rumah menjadi sunyi "Nak, ayo bangun" kata si ibu Si anak pun bangun. "Ada apa" kata si anak "Sudah Ashar" kata si ibu Si anak pun pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah itu si ayah. Si anak shalat di kamarnya, setelah shalat dia kemb...