Langsung ke konten utama

Sahabat - Bagian 4

"Emangnya ada apa sih?" tanya Radit ketika sampai di depan pagar.



"Bukannya ruangan itu tidak terawat dan dikunci, pasti bagian dalam tidak terawat. Ketika kau membersihkan jendela dari luar, bukannya orang sering membersihkan jendela biasanya. Berarti debu itu dari dalam. Lah, kenapa bisa bersih jika kamu membersihkannya dari luar?" Mereka hanya terdiam pucat kemudian bergegas pulang ke rumah masing-masing.



Juli 2016 - Dua tahun setelah kejadian itu, dimana mereka sekarang duduk di kelas sembilan atau tiga SMP, namun keadaan makin buruk. Kebandelan murid-murid bandel sungguh sangat mengganggu ketenangan kelas.



Seandainya Hafidh dapat menegur namun dia tidak memiliki kekuasaan untuk melakukan hal tersebut. Hafidh memilih untuk keluar dari kelas sebentar, sepertinya ke toilet dan Radit mengikutinya.



Ruangan toilet juga menyediakan tempat cuci tangan. Hafidh ke toilet hanya untuk mencuci tangan dan membasuh kepalanya. "Kelas macam apa ini!" Hafidh terlihat sangat kesal.



Hafidh mengeringkan kepalanya sebentar, kemudian keluar. Dia tidak sadar Radit sejak tadi mengikutinya.



Setibanya di kelas dan berselang sesaat, guru yang mengajar datang. Keadaan kelas mulai tenang. Sayangnya beliau mengajar hanya sebentar karena sakit-sakitan. Ketika beliau keluar kelas, suasana berubah menjadi keributan.



Hafidh menopang dagunya. "Kenapa?" tanya Radit.



"Tidak apa-apa."



Radit sebagai ketua kelas merasa ada sesuatu yang salah dengan Hafidh. Dua tahun dia menjadi sahabat Hafidh sehingga dia tahu apa yang dia rasakan.



"Hei semuanya! Guru sedang sakit kan? Jangan membuat keributan atau kalian akan membersihkan kelas ini!" teriak Radit. Suasana kelas mulai sunyi meski bisikan masih terdengar.



"Yakin tidak apa-apa?" tanya Radit dengan suara pelan kepada Hafidh. Hafidh hanya mengangguk.



Radit pun ikut cemberut. Dia memutuskan keluar kelas sebentar untuk menenangkan diri. "Aku ingin keluar sebentar, tapi jangan berani-berani menggaduhkan suasana kelas. Fidh, nanti kalau ribut beritahu aku!” ucap Radit kepada Hafidh.



Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir. Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu. Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung. Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós. “Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari. Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari....

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Aku Kembali!

Halo!  @mnafisalmukhdi1  disini. Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja.  Ada kabar bagus nih untuk blog ini! Aku kembali! Ya, setelah sekian lama aku tidak memposting apapun sama sekali dalam blog ini, kembali menghidupkannya adalah pilihan terbaik. Rencana utama dari kembalinya aku adalah merevisi total semua cerita yang ada di blog ini. Dukung aku selalu. Salam.