"Emangnya ada apa sih?" tanya Radit ketika sampai di depan pagar.
"Bukannya ruangan itu tidak terawat dan dikunci, pasti bagian dalam tidak terawat. Ketika kau membersihkan jendela dari luar, bukannya orang sering membersihkan jendela biasanya. Berarti debu itu dari dalam. Lah, kenapa bisa bersih jika kamu membersihkannya dari luar?" Mereka hanya terdiam pucat kemudian bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Juli 2016 - Dua tahun setelah kejadian itu, dimana mereka sekarang duduk di kelas sembilan atau tiga SMP, namun keadaan makin buruk. Kebandelan murid-murid bandel sungguh sangat mengganggu ketenangan kelas.
Seandainya Hafidh dapat menegur namun dia tidak memiliki kekuasaan untuk melakukan hal tersebut. Hafidh memilih untuk keluar dari kelas sebentar, sepertinya ke toilet dan Radit mengikutinya.
Ruangan toilet juga menyediakan tempat cuci tangan. Hafidh ke toilet hanya untuk mencuci tangan dan membasuh kepalanya. "Kelas macam apa ini!" Hafidh terlihat sangat kesal.
Hafidh mengeringkan kepalanya sebentar, kemudian keluar. Dia tidak sadar Radit sejak tadi mengikutinya.
Setibanya di kelas dan berselang sesaat, guru yang mengajar datang. Keadaan kelas mulai tenang. Sayangnya beliau mengajar hanya sebentar karena sakit-sakitan. Ketika beliau keluar kelas, suasana berubah menjadi keributan.
Hafidh menopang dagunya. "Kenapa?" tanya Radit.
"Tidak apa-apa."
Radit sebagai ketua kelas merasa ada sesuatu yang salah dengan Hafidh. Dua tahun dia menjadi sahabat Hafidh sehingga dia tahu apa yang dia rasakan.
"Hei semuanya! Guru sedang sakit kan? Jangan membuat keributan atau kalian akan membersihkan kelas ini!" teriak Radit. Suasana kelas mulai sunyi meski bisikan masih terdengar.
"Yakin tidak apa-apa?" tanya Radit dengan suara pelan kepada Hafidh. Hafidh hanya mengangguk.
Radit pun ikut cemberut. Dia memutuskan keluar kelas sebentar untuk menenangkan diri. "Aku ingin keluar sebentar, tapi jangan berani-berani menggaduhkan suasana kelas. Fidh, nanti kalau ribut beritahu aku!” ucap Radit kepada Hafidh.
Bersambung
Komentar
Posting Komentar