Setelah menunggu beberapa saat, Hafidh sadar dan dia bertanya "Dimana aku sekarang?"
"UKS," jawab bu Anna singkat.
"Siapa yang membawaku kesini?"
"Temanmu, Ibu tidak tau namanya tapi itu orangnya," tunjuk bu Anna.
Radit hanya tersenyum ketika Hafidh memandangnya.
***
Pak Dane dan Fajri sudah tiba di Kantor Polisi. Mereka pun memasukinya.
"Ada yang bisa kami bantu?" kata orang yang bertugas disana
Pak Dane kemudian menjawab, "Saya—"
"Saya mau menyerahkan diri atas percobaan pembunuhan di SMP Pelita," potong Fajri.
Pak Dane pun sangat kaget sambil menengok Fajri dan bertanya "Fajri?" Fajri hanya tersenyum
"Ada bukti?"
Fajri pun mengeluarkan pistolnya, dan meletakkannya di atas meja pelayanan. Dia pun berlutut dan mengangkat kedua tangannya kemudian polisi itu membawanya ke sel tahanan disana.
***
"Ayo, kita kembali ke kelas!" jawab Hafidh.
"Ayo!" jawab Radit.
Hafidh berjalan sedikit pincang. Hal itu dikhawatirkan oleh Radit namun Hafidh bersikeras bahwa dia tidak apa-apa.
Perhatian mereka dialihkan melalui datangnya sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menuju lapangan. Dari kejauhan, ada seseorang berlari. Itu Izul, sambil berteriak "Ibu!"
"Hah?" Hafidh dan Radit kebingungan.
***
Sebeumnya, Izul melarikan diri dari dalam kelas. Sebenarnya dia bersembunyi di WC. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelpon ibunya yang ternyata ponselnya masih dapat hidup.
"Ya, ada apa?" tanya bu Idah yang merupakan ibunya Izul.
"Bu, rencana ibu gagal."
"Ya, ibu tau."
"Tapi aku ada rencana B, ingat?" Izul tersenyum jahat. "Kita akan bekerja sama mengganggu orang yang menggagalkan rencana kita."
BERSAMBUNG
Komentar
Posting Komentar