Langsung ke konten utama

Sahabat - Bagian 10

"Mengapa kau melakukan tembakan tadi?" tanya pak Dane di mobilnya.



"Sudah kubilang, diperintah oleh seseorang," jawab Fajri. "Kukira disana masih ada kepala sekolah.”



***



"Kamu tidak apa-apa ‘kan?" tanya Hafidh kepada Izul. Izul hanya diam.



Pukulan keras melayang dari tangan Izul dan membuat Hafidh tidak sadarkan diri sehingga Radit menyambut tubuhnya. "Orang baik-baik membuatmu berhenti menangis, malah kau hajar!"



Izul kemudian lari keluar kelas. "Ada apa dengannya?" kata Radit sedikit kesal.



***



Pak Dane cukup terkejut atas jawaban Fajri. "Tunggu dulu, berarti kau—"



"Ya, aku menargetkan kepala sekolah," potong Fajri. "Dan aku disuruh oleh istrinya."



***



"Sial!" ucap bu Idah membanting ponselnya.



Bu Idah adalah istri kepala sekolah. Mereka sudah beberapa bulan berpisah rumah dan Izul ikut ayahnya. "Mengapa ini terjadi? Pasti dianya yang gak becus!"



Radit berlari sambil menggendong Hafidh yang masih tidak sadarkan diri di punggungnya. Di dalam UKS, sudah ada bu Anna yang menunggu. Bu Anna, adalah perawat yang pernah bekerja di RS Jaya Abadi. Namun beliau dipecat entah kenapa.



"Ah, kebetulan sekali," kata Radit sambil meletakkan Hafidh ke atas kasur yang ada di UKS.



"Ada apa dengannya?" kata Bu Anna



"Dia dipukul oleh Izul." Bu Anna sempat tidak percaya namun Radit meyakinkan beliau.



Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir. Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu. Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung. Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós. “Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari. Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari....

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Aku Kembali!

Halo!  @mnafisalmukhdi1  disini. Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja.  Ada kabar bagus nih untuk blog ini! Aku kembali! Ya, setelah sekian lama aku tidak memposting apapun sama sekali dalam blog ini, kembali menghidupkannya adalah pilihan terbaik. Rencana utama dari kembalinya aku adalah merevisi total semua cerita yang ada di blog ini. Dukung aku selalu. Salam.