Tiba-tiba, Hafidh sadarkan diri. Radit pun kaget sampai terloncat mundur dan terbentur pintu
"Aduh" kata Radit
"Dimana aku...." tanya Hafidh
"Kau sedang di UKS, Fidh" kata Bu Anna
"Siapa yang membawaku kesini?" tanya Hafidh lagi
"Temanmu, Ibu tidak tau namanya" jawab Bu Anna
Hafidh pun bangun, dan melihat Radit di pintu sambil mengelus-ngelus punggungnya
"Kau ini, mengagetkanku saja" kata Radit sambil cemberut
"Hehe. Maaf. Tapi, terimakasih" kata Hafidh sambil tersenyum
Radit pun langsung tersenyum
Clak
Bunyi tetes darah yang terkena keramik lantai UKS
Hafidh pun menyentuh pipi kirinya dengan tangan kiri, dia melihat telapak tangannya penuh darah
"Tunggu sebentar" kata Bu Anna
Bu Anna membuka kotak P3K dan mengambil plester dan kapas. Bu Anna pun menyapukan kapas itu ke pipi kiri Hafidh, dan meletakkan plester di luka itu.
"Terimakasih" kata Hafidh
"Sama-sama" kata Bu Anna sambil tersenyum
.
Pak Dane dan Fajri sudah tiba di Kantor Polisi. Mereka pun memasukinya
"Ada yang bisa kami bantu?" kata orang yang bertugas disana
"Saya..." kata Pak Dane yang kemudian dipotong oleh Fajri
"Saya mau menyerahkan diri atas percobaan pembunuhan di SMP Pelita" kata Fajri
Pak Dane pun sangat kaget sambil menengok Fajri dan berkata "Fajri?". Dan Fajri hanya tersenyum
"Ada bukti?" kata Kepala Polisi yang tiba-tiba datang
Fajri pun mengeluarkan pistolnya, dan meletakkannya di atas meja pelayanan. Dia pun berlutut, dan mengangkat kedua tangannya. Kepala Polisi pun mengambil alih, diapun membawa Fajri ke Sel Tahanan disana.
.
"Ayo, kita kembali ke kelas" kata Hafidh
"Ayo!" jawab Radit
Mereka pun kembali ke kelas, Hafidh berjalan dengan agak pincang.
"Ada apa denganmu?" tanya Radit
"Bukan apa-apa" kata Hafidh
Terdengar suara yang cukup aneh, mereka pun mendekati lapangan yang memang dekat dengan UKS. Mereka menengok ke atas, dan ternyata ada helikopter yang akan mendarat. Angin deras pun menerpa, dan mendaratlah helikopter itu.
Dari kejauhan, ada seseorang berlari. Itu Izul, sambil berteriak "Ibu!"
"Hah?" kata Hafidh dan Radit
- Sebelumnya
Izul melarikan diri dari dalam kelas. Sebenarnya, dia bersembunyi di WC. Dia mengeluarkan ponselnya, dan menelpon ibunya. Mungkin dengan ajaibnya, ponsel ibunya masih hidup walau setelah dibanting
"Ya, ada apa?" kata Bu Idah (Ibu Izul)
"Bu, rencana ibu gagal." kata Izul
"Ya, ibu tau" kata Bu Idah
"Tapi aku ada rencana B, ingat?" kata Izul sambil tersenyum
"Oh iya" kata Bu Idah
"Sementara itu, kita akan bekerja sama mengganggu orang yang menggagalkan rencana kita" kata Izul
.
BERSAMBUNG
"Aduh" kata Radit
"Dimana aku...." tanya Hafidh
"Kau sedang di UKS, Fidh" kata Bu Anna
"Siapa yang membawaku kesini?" tanya Hafidh lagi
"Temanmu, Ibu tidak tau namanya" jawab Bu Anna
Hafidh pun bangun, dan melihat Radit di pintu sambil mengelus-ngelus punggungnya
"Kau ini, mengagetkanku saja" kata Radit sambil cemberut
"Hehe. Maaf. Tapi, terimakasih" kata Hafidh sambil tersenyum
Radit pun langsung tersenyum
Clak
Bunyi tetes darah yang terkena keramik lantai UKS
Hafidh pun menyentuh pipi kirinya dengan tangan kiri, dia melihat telapak tangannya penuh darah
"Tunggu sebentar" kata Bu Anna
Bu Anna membuka kotak P3K dan mengambil plester dan kapas. Bu Anna pun menyapukan kapas itu ke pipi kiri Hafidh, dan meletakkan plester di luka itu.
"Terimakasih" kata Hafidh
"Sama-sama" kata Bu Anna sambil tersenyum
.
Pak Dane dan Fajri sudah tiba di Kantor Polisi. Mereka pun memasukinya
"Ada yang bisa kami bantu?" kata orang yang bertugas disana
"Saya..." kata Pak Dane yang kemudian dipotong oleh Fajri
"Saya mau menyerahkan diri atas percobaan pembunuhan di SMP Pelita" kata Fajri
Pak Dane pun sangat kaget sambil menengok Fajri dan berkata "Fajri?". Dan Fajri hanya tersenyum
"Ada bukti?" kata Kepala Polisi yang tiba-tiba datang
Fajri pun mengeluarkan pistolnya, dan meletakkannya di atas meja pelayanan. Dia pun berlutut, dan mengangkat kedua tangannya. Kepala Polisi pun mengambil alih, diapun membawa Fajri ke Sel Tahanan disana.
.
"Ayo, kita kembali ke kelas" kata Hafidh
"Ayo!" jawab Radit
Mereka pun kembali ke kelas, Hafidh berjalan dengan agak pincang.
"Ada apa denganmu?" tanya Radit
"Bukan apa-apa" kata Hafidh
Terdengar suara yang cukup aneh, mereka pun mendekati lapangan yang memang dekat dengan UKS. Mereka menengok ke atas, dan ternyata ada helikopter yang akan mendarat. Angin deras pun menerpa, dan mendaratlah helikopter itu.
Dari kejauhan, ada seseorang berlari. Itu Izul, sambil berteriak "Ibu!"
"Hah?" kata Hafidh dan Radit
- Sebelumnya
Izul melarikan diri dari dalam kelas. Sebenarnya, dia bersembunyi di WC. Dia mengeluarkan ponselnya, dan menelpon ibunya. Mungkin dengan ajaibnya, ponsel ibunya masih hidup walau setelah dibanting
"Ya, ada apa?" kata Bu Idah (Ibu Izul)
"Bu, rencana ibu gagal." kata Izul
"Ya, ibu tau" kata Bu Idah
"Tapi aku ada rencana B, ingat?" kata Izul sambil tersenyum
"Oh iya" kata Bu Idah
"Sementara itu, kita akan bekerja sama mengganggu orang yang menggagalkan rencana kita" kata Izul
.
BERSAMBUNG
Komentar
Posting Komentar