Episode 9
*alur dipercepat
Akhirnya tiba pulang sekolah
Iwan bergegas untuk pulang
Namun di tengah jalan....
Brakk.....
Kecelakaan terjadi
.
.
.
"Dimana aku sekarang?" tanya Iwan
"Di rumah sakit" kata seorang dokter
"Kenapa aku berada di rumah sakit?" tanya Iwan lagi
"Kau ditabrak mobil" kata dokter
"Untung kau masih bisa hidup" lanjut dokter
"Aku pengen pulang ke rumah" kata Iwan
"Tenang, kamu harus istirahat. Ada kok orang tuamu di luar" kata dokter
"Mana mereka" kata Iwan sambil bangun
"Tunggu, kakiku terasa kaku" kata Iwan
"Berarti kau lumpuh" kata dokter
"Apa?" kata Iwan
"Salahmu juga lari saat menyeberang" kata ayah Iwan
"Iya juga ya" kata Iwan
"Tunggu, bagaimana ayah tau" lanjut Iwan
"Ayah kan pulang dari bekerja juga, nah, ayah melihat Iwan menyeberang, kemudian ada yang mencoba menyalip ayah dan menabrak Iwan" kata ayah Iwan
"Oh" kata Iwan
.
.
"Kami mau memberi kejutan" kata orang tua Iwan
"Kejutan apa?" kata Iwan
"Dokter yang menanganimu itu kakakmu" kata ibu Iwan
"Hai" kata Dokter
"Hai kak, senang bertemu" kata Iwan
"Senang bertemu denganmu juga" kata Dokter
.
.
.
"Bangun" kata seseorang
"Ya apa" kata Iwan
"Kami semuanya datang untuk menjengukmu" kata teman Iwan
"Wah wah wah" kata Iwan
"Kakiku masih terasa kaku" lanjut Iwan
"Tenang, dan berdoalah semoga sembuh" kata teman Iwan
.
.
.
.
.
"Hedeh, disini membosankan juga" kata Iwan
"Hai" kata Dokter
"Hai kak" kata Iwan
"Bagaimana keadaanmu?" kata Dokter
"Kakiku masih terasa kaku" kata Iwan
"Hmm... Ya kita lihat kelanjutannya nanti" kata Dokter
.
.
.
.
"Kaki kananku, sudah tidak kaku lagi" kata Iwan
"Wah, itu kabar yang bagus" kata ibu Iwan
.
.
.
.
.
"Kaki kiriku juga tidak kaku lagi" kata Iwan
"Akhirnya aku dapat bergerak" lanjut Iwan
"Eittt, tunggu dulu. Kamu harus beristirahat sehari lagi, jadi lusa, kamu boleh berjalan sepuasnya" kata Dokter
"Baik kak" kata Iwan
.
.
.
.
.
"Terimakasih atas perawatannya" kata Iwan
"Tentu, dan itu gratis untukmu" kata Dokter
"Wah, terimakasih banyak" kata Iwan
.
.
.
.
"Akhirnya bisa nonton tv juga" kata Iwan
"Udah terlalu bosan" lanjut Iwan
"Aku ingin tau, bagaimana keadaan anakku, aku yang remaja, kak Azmi, dan kak Dinda" lanjut Iwan lagi
.
.
.
.
"Ayah, ampuni aku" kata Nawi
"Ada apa?" kata Iwan
"Setiap hari yang kudapat hanyalah kesialan belaka, jadi ampuni aku, Yah" kata Nawi
"Akhirnya, kau mengakuiku sebagai ayahmu. Ku ampuni dirimu" kata Iwan
"Terimakasih banyak Yah" kata Nawi
.
.
.
.
"Hai" kata si Remaja
"Halo" kata Azmi
"Hai juga" kata Iwan
"Kabarmu baik kan?" kata si Remaja
"Baik" kata Iwan
"Alhamdu..." kata Azmi
"Lillah" kata si Remaja
Mereka pun tertawa
"Hai" kata Dinda
"Hai juga kak" kata Iwan
"Tumben pakai hijab" lanjut Iwan
"Iya dong" kata Dinda
.
.
.
.
.
Kalian pasti tau, mengapa saya menulis ceritanya seperti ini. Ya, saya ingin menamatkan cerita ini. Oleh karena itu, saya beri 1 episode spesial, dan cerita ini saya nyatakan
Komentar
Posting Komentar