Langsung ke konten utama

Semakin - Season 2 - Episode 18

Episode 18


"Alhamdulillah, masalah pada selesai, ya" kata si anak
"Perasaan masih ada" kata si ibu
"Apa itu" kata si anak
"Kita belum mengetahui kabar si remaja" kata si ibu
"Benar juga, ya" kata si anak
---- Dilain Sisi ---
"Hm, baiknya sifat anak itu, andai aku punya anak seperti dia" kata si pria tua kepada dirinya sendiri
"Tapi apalah dayaku, istriku sudah meninggal" lanjut si pria tua
"Istriku tidak diketahui meninggal karena apa, atau jangan-jangan..."
-- Disisi yang lainnya lagi --
"Kenapa kau bersedih" tanya si gadis kepada teman si remaja
"Aku cuman bingung, padahal kita yang berteman sejak kecil, mengapa kau memilih temanku yang jahat itu" kata teman si remaja
"Kau sudah tahu, aku hanya terpaksa" kata si gadis
"Ya sudahlah"
-- Di sisi lain --
"Ya Allah, aku sudah salah besar" kata si remaja
"Maafkan aku Ya Allah, aku baru sadar" lanjut si remaja
-- Sementara itu --
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Terdengar sudah azan magrib
"Alhamdulillah, sudah buka" kata si anak
-- Di lain sisi --
"Aku hanya bisa makan sendiri, tak ada yang menemani" kata si pria tua
-- Di lain sisi --
"Maukah kau berbuka di rumahku" tanya teman si remaja ke si gadis
"Tentu saja, aku belum sempat ke rumahmu" kata si gadis
-- Di sisi lain --
"Hai" kata si remaja
"Hai" kata si gadis dan teman si remaja
"Kalian mau kemana" tanya si remaja
"Kami mau ke rumah temanmu ini untuk berbuka" kata si gadis
"Boleh aku ikut" kata si remaja
"Tentu saja" kata teman si remaja

"Sepertinya dia sudah berubah" teman si remaja berbisik ke si gadis

Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir. Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu. Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung. Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós. “Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari. Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari....

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Aku Kembali!

Halo!  @mnafisalmukhdi1  disini. Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja.  Ada kabar bagus nih untuk blog ini! Aku kembali! Ya, setelah sekian lama aku tidak memposting apapun sama sekali dalam blog ini, kembali menghidupkannya adalah pilihan terbaik. Rencana utama dari kembalinya aku adalah merevisi total semua cerita yang ada di blog ini. Dukung aku selalu. Salam.