Langsung ke konten utama

Semakin - Season 2 - Episode 15

Episode 15


Sang ibu pun pergi ke kamar si anak, dan si ibu melihat seorang gadis.
"Saya kira dirumah ini orangnya tidak ada" kata si gadis
"Darimana kamu muncul" tanya si ibu
"Tadi aku ke rumah pacarku, ternyata tidak ada di ruang tamu, aku pun masuk ke dapur dan melihat portal dan tadi aku sempat menjatuhkan lemari itu, namun kuletakkan ketempat semula" kata si gadis
"Mari ke ruang tamu" kata si ibu
"Hai" kata teman si remaja
"Kau ada disini?" kata si gadis
"Sudah daritadi" kata teman si remaja
"Kalian saling kenal?" kata si ibu
"Ya iyalah, dia itulah yang kita bicarakan tadi" kata teman si remaja
"Pacar si remaja?" kata si pria tua sambil terkejut
Si anak pun terbangun
"Ada apa" tanya si anak
Si anak pun melihat si gadis
"Sepertinya aku pernah melihatmu, tapi dimana ya" kata si anak
"Aku belum pernah melihatmu" kata si gadis
"Astaghfirullah aku baru ingat, aku pernah jalan-jalan ke sekolah si remaja, saat guru menjelaskan pelajaran tentang pacaran itu, si remaja ngobrol denganmu" kata si anak
"Itu kapan ya?" tanya si gadis
"Sepertinya kelas 2 SMP" kata si anak
"Oh itu, aku masih ingat. Saat itu dia mengejek guru dengan bercerita kepadaku" kata si gadis
"Apa yang dia katakan" tanya si pria tua
"Orang itu terlalu banyak bicara, katanya" kata si gadis
"Hadeh, nih orang sudah kelewatan" kata si anak
"Kalian berapa lama pacaran" tanya si ibu
"Sudah 4 tahun" kata si gadis
"Aku baru ingat lagi, katanya dia ketemu dirimu di bar, saat dia mabuk" kata si anak
"Itu benar-benar salah" kata si gadis
"Lalu?" kata si anak
"Saat itu aku pulang dari tarawih" kata si gadis
"Masya Allah, di bulan Ramadhan lagi" kata si anak
"Jalan antara masjid dan rumahku melewati bar, ketika itu aku melihat orang sempoyongan, kubawa pulang, dan orang itu adalah si remaja" kata si gadis

Bersambung


Kuis


Apa pekerjaan si ayah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir. Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu. Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung. Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós. “Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari. Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari....

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 8

Pria itu bersiul memanggil kudanya. Seekor kuda putih berlari mengejar pria itu. Mereka terus berlari sampai sang pria menaiki kudanya. “Aku merasa pernah melihat kuda itu, tapi milik siapa?” tanya seorang warga dari negara air. *** Fotiá sedang di kamar, menyisir rambutnya. Tiba-tiba seseorang pria mendobrak pintunya dan masuk. Fotia akan berteriak namun mulutnya ditutup. “Tenanglah, kamu mengenalku.” Dia adalah pria yang berlari tadi. Entah bagaimana caranya bisa mencapai istana api. Dia membersihkan dedaunan di wajahnya dan Fotiá terlihat kaget. “Kenapa kamu ada disini?” “Aku ingin berlindung sebentar. Dimana ayahmu?” “Ayahku meninggal, dibunuh Doulós. Sekarang dia mengangkat dirinya sendiri sebagai raja.” Fotiá terlihat sangat marah. “Aku turut berduka cita. Dimana dia?” “Benteng,” jawab Fotiá singkat. “Apa yang dia lakukan disana?” “Perang dengan ...