Langsung ke konten utama

Semakin - Season 1 - Episode 1

Episode 1


Pada suatu ketika.....
Iwan, seorang anak kecil, berumur 8 tahun yang sedang berjalan-jalan keliling rumah dan tidak sengaja menemukan portal dibelakang lemari di kamarnya.
"Wah, apa ini, aku penasaran dengan apa yang didalamnya" kata Iwan
Si anak kecil pun memasuki portal tersebut. Dan tak lama kemudian dia berada ditempat yang sama, namun dia melihat dirinya di umur 18 tahun dan dia melihat dirinya sedang sedih.
"Mengapa kau sedih" tanya Iwan
"Tunggu, siapa kamu?" si Remaja menanya balik
"Aku adalah dirimu di waktu kecil" kata Iwan
"Jangan lakukan hal yang buruk ketika kamu berumur seperti aku" kata si Remaja
"Memangnya kenapa?" kata Iwan
"Pacarku membenciku karena aku suka mabuk" kata si Remaja
"Satu, mengapa kamu sering 'minum'. Dua, mengapa kamu pacaran, aku masih ingat guruku berkata kita tidak boleh pacaran" kata Iwan
"Aku sering depresi gara-gara gak dapat pekerjaan, dan gara-gara itu aku sering minum, dan secara tidak sengaja aku jadian, dan ternyata pacarku selalu menghalangiku atas apa yang kulakukan. Oh ya, dari mana kamu ingat guru kita membicarakan itu, secara aneh aku tidak ingat." kata si Remaja
"Itu dia akibat alkohol. Alkohol itu menyebabkan otak tidak berfungsi dengan baik lagi. Sebelum aku kesini, aku singgah di umur 14. Aku tiba disekolah SMP yang aku yakin aku akan berada disana dan kamu pernah berada disana. Dan aku mendengar pembicaraan guru dan aku melihat kamu sedang berbicara dengan temanmu. Ini yang ku ingat dari perkataan gurumu itu" kata Iwan
"Janganlah kau berpacaran, karena berpacaran itu mendekati zina. Ingatlah hadits nabi, yang mengatakan mendekati zina saja haram, apa lagi kalau berzina. Apa lagi kalau di putusin, semua pasti berkata 'Apa salahku, Ya Allah'. Maka salahmu itu adalah pacaran itu, Allah sudah melarang pacaran karena pacaran adalah perbuatan yang mendorong ke perzinaan" kata guru si Remaja
"Kamu tidak ingat karena kamu tidak mendengarkan penjelasan, dan kau hanya bisa 'bertaruh' kepadaku. Karena waktu tidak dapat diputar kembali atau maju. Itulah sebabnya aku masih kecil, dan aku bisa melihat diriku saat besar" kata Iwan
"Kemudian Apa yang harus kulakukan agar aku tidak menyusahkanmu nanti" kata si remaja
"Yang kamu harus lakukan adalah ...." (kata Iwan)

Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Kembali!

Halo!  @mnafisalmukhdi1  disini. Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja.  Ada kabar bagus nih untuk blog ini! Aku kembali! Ya, setelah sekian lama aku tidak memposting apapun sama sekali dalam blog ini, kembali menghidupkannya adalah pilihan terbaik. Rencana utama dari kembalinya aku adalah merevisi total semua cerita yang ada di blog ini. Dukung aku selalu. Salam.

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Semakin - Season 2 - Episode 17

Episode 17 "Orang-orang ini adalah yang berkaitan dengan si remaja, kecuali si pria tua ini, dia adalah anak kita dimasa depan" kata si ibu "Oke" kata si ayah Allahu Akbar, Allahu Akbar Sudah terdengar azan ashar "Kami pulang dulu, ya" kata teman si remaja dan si gadis "Silahkan" kata si pria tua "Tunggu, kau tinggal disini?" kata si ayah "Tidak, aku juga punya rumah" kata si pria tua "Lantas, mengapa kau tetap disini?" kata si ayah "Aku sedikit bingung, orang yang sama, tapi sifatnya bisa berbeda, berbeda denganku, berbeda dengan si remaja" kata si pria tua "Ah sudahlah, aku pulang dulu" lanjut si pria tua "Oke" kata mereka Rumah menjadi sunyi "Nak, ayo bangun" kata si ibu Si anak pun bangun. "Ada apa" kata si anak "Sudah Ashar" kata si ibu Si anak pun pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah itu si ayah. Si anak shalat di kamarnya, setelah shalat dia kemb...