Langsung ke konten utama

Semakin - Season 3 - Episode 1

Sudah 4 tahun setelah Idul Fitri itu, ketika semua mulai berubah. Si anak sudah berumur 12 tahun. Yap, dia sekarang kelas 6.
Bagaimana dengan pria tua?.
Pria tua meninggal saat Idul Adha.
- Bagaimana dengan remaja dan temannya?.
Mereka menjadi sahabat untuk selamanya, serta mereka bersama-sama menjadi ustadz.
- Bagaimana dengan pacar remaja?.
Dia diculik dan sampai saat ini, kami belum tahu keadaannya.
- Bagaimana dengan orang tua sang anak
Sang Bos dari ayah kekurangan pembaca berita, dan si ayah memasukkan si ibu untuk pekerjaan itu, dan si ibu diterima. Kebetulan sekali, si ayah menjadi kameramen segmen acara si ibu
- Bagaimana dengan dirimu, penulis?.
Aku hanya berdoa, semoga kalian (para pembaca) senang dengan keadaan para tokoh
- Bagaimana keadaan portal
Portal sudah tertutup, karena pencipta portal (si pria tua) sudah meninggal

Cerita


Hari ini adalah haulan ke-4 dari si pria tua sekaligus Idul Adha.
"Gak kerasa, sudah 4 tahun" kata si anak
"Iya" kata pacar si remaja
Sementara itu, si remaja adalah pembaca Yasin, dan teman si remaja, pembaca Doa
Haulan tersebut diadakan di rumah si anak, dan anehnya, mereka mengadakannya di kamar si anak.
Tiba-tiba........

Bersambung


Mohon maaf sekali karena ceritanya sangat pendek
br /

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir. Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu. Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung. Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós. “Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari. Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari....

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 8

Pria itu bersiul memanggil kudanya. Seekor kuda putih berlari mengejar pria itu. Mereka terus berlari sampai sang pria menaiki kudanya. “Aku merasa pernah melihat kuda itu, tapi milik siapa?” tanya seorang warga dari negara air. *** Fotiá sedang di kamar, menyisir rambutnya. Tiba-tiba seseorang pria mendobrak pintunya dan masuk. Fotia akan berteriak namun mulutnya ditutup. “Tenanglah, kamu mengenalku.” Dia adalah pria yang berlari tadi. Entah bagaimana caranya bisa mencapai istana api. Dia membersihkan dedaunan di wajahnya dan Fotiá terlihat kaget. “Kenapa kamu ada disini?” “Aku ingin berlindung sebentar. Dimana ayahmu?” “Ayahku meninggal, dibunuh Doulós. Sekarang dia mengangkat dirinya sendiri sebagai raja.” Fotiá terlihat sangat marah. “Aku turut berduka cita. Dimana dia?” “Benteng,” jawab Fotiá singkat. “Apa yang dia lakukan disana?” “Perang dengan ...