Langsung ke konten utama

Semakin - Season 1 - Episode 5

Episode 5


Si anak kecil pun memasuki portal. Ternyata kegaduhan itu hanyalah penghancuran gedung di tengah kota yang telah dia datangi tadi. Gedungnya sangat besar, sehingga jatuhnya gedung itu bunyinya sangan kencang sehingga terdengar sampai ke portal. Sang anak kecil pun kembali ke rumahnya dan melihat ibunya sudah tidak ada. Sang anak kecil pun membangunkan ayahnya yang sedang tidur.
"Ayah, dimana ibu?" kata Iwan
"Tidurlah dulu nak, nanti besok ayah beritahu" kata Ayah Iwan
Iwan pun tidur, tapi tidak nyenyak, karena dia mendengar suara samar-samar dari portal.
"Tolong nak, cepat kesini" suara samar-samar yang didengar Iwan
"Andai aku dapat menolong ibu namun aku belum bisa sekarang" kata Iwan dalam hati

Keesokan harinya


Setelah bangun tidur, mandi, makan dan gosok gigi, si anak kecil pun masuk keportal. Entah kenapa portal menuju tempat yang aneh. Dia pun mencari ibunya terus-menerus hingga

2 Tahun Kemudian


Tepat dihari ulang tahunnya akhirnya dia menemukan ibunya. Namun sang ibu tidak mengenali sang anak karena wajah sang anak sedikit berubah.
"Siapa kamu?" tanya Ibu Iwan
"Aku adalah anakmu" kata Iwan
Mulai kayak sinetron ini lol

Sang anak pun menarik ibunya sampai ke portal, ketika sang ibu masih kelelahan, sang anak pun menanyakan sesuatu kepada ibunya
"Kenapa ibu jadi ingin masuk keportal?" tanya Iwan
"Ibu hanya penasaran" kata Ibu Iwan
"Syukurlah ibu masih selamat" kata Iwan
Akhirnya mereka hidup bahagia, lebih lama dari sebelumnya.

Ini adalah Episode terakhir untuk season ini. Tunggu 11 Juni 2016 untuk kelanjutannya


Untuk Menunggu (Insya Allah) 6 Ramadan, kami sekali lagi mengadakan

Kuis


Karena soal kemaren mudah, maka soal kali ini Sangat Susah. Pemenang akan jadi Partner Blog mnafisalmukhdi.idnblogger.com
  • Pertanyaan :
    Dimanakah si anak kecil menemukan ibunya?

  • Silahkan jawab di komentar dengan alasan yang paling mungkin yang anda pikirkan

  • Tunggu jawaban yang paling benar di Season 2 - Episode 1

  • Sampai Jumpa Lagi

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 10

    Sekarang, pria bertopeng itu berada di area peperangan. Dia membawa busur dan panah miliknya, mengambil di pohon yang puncaknya sudah terbakar akibat tersambar petir. Terompet ditiupkan, suaranya menggema. Peperangan dimulai dan dengan biadabnya para prajurit negara api menyerang lebih dahulu. Suara pedang beradu mericuhkan suasana. Pria bertopeng juga menarik pedang dari sabuknya dan mulai bertarung. Doúlos sedang berada di puncak benteng merasa khawatir karena melihat prajuritnya berguguran di tangan pria bertopeng itu. Dia membuka sebuah buku di tangannya. Sepertinya mengandung mantra yang sering digunakan mendiang Kalós. “Kaíne to!” Sebuah panah mengenai mahkota Kalós dan jatuh dari atas benteng. Fotía ternyata berada di sana dan berhasil menangkapnya kemudian berlari. Doúlos melepas perisai wajahnya untuk ke bawah, “Rupanya kamu!” Dia mencoba untuk memerintahkan pasukannya menyerang Fotía yang mencoba berlari....

    Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 7

    Sayembara baru diadakan oleh Evdaimonía. Jika anaknya mendapat gelar wanted, maka pria bertopeng ironisnya menjadi most wanted dengan hadiah yang lebih besar. Kabar tersebut terdengar oleh sang ahli tafsir. “Mana mungkin dia bisa dicari, apalagi dengan cara itu.” Dia hanya menggantungkan kunci yang dilempar sang ratu di dinding. Evdaimonía fokus membaca kitab Agios. Mencari tulisan yang bisa membantu mereka. “Seandainya Filikòs dan Gynaíka masih hidup, mereka tidak akan mengadakan perang.” “Kurasa ini salahku yang ingin memberi pelajaran kepada Doúlos namun malah mencelakakan rakyatku.” *** Benteng yang dibangun oleh panglima negara api mulai berdiri. Perang belum dimulai secara resmi, namun mereka sudah melempari semua toko di pasar dengan batu yang besar sehingga hancur. Tentunya hal itu melanggar adab peperangan yang juga tertulis dalam kitab Agios. Zeus sang dewa seolah marah. Hari mulai mendung. Nampaknya badai ...

    Pria Bertopeng dari Surga - Bagian 8

    Pria itu bersiul memanggil kudanya. Seekor kuda putih berlari mengejar pria itu. Mereka terus berlari sampai sang pria menaiki kudanya. “Aku merasa pernah melihat kuda itu, tapi milik siapa?” tanya seorang warga dari negara air. *** Fotiá sedang di kamar, menyisir rambutnya. Tiba-tiba seseorang pria mendobrak pintunya dan masuk. Fotia akan berteriak namun mulutnya ditutup. “Tenanglah, kamu mengenalku.” Dia adalah pria yang berlari tadi. Entah bagaimana caranya bisa mencapai istana api. Dia membersihkan dedaunan di wajahnya dan Fotiá terlihat kaget. “Kenapa kamu ada disini?” “Aku ingin berlindung sebentar. Dimana ayahmu?” “Ayahku meninggal, dibunuh Doulós. Sekarang dia mengangkat dirinya sendiri sebagai raja.” Fotiá terlihat sangat marah. “Aku turut berduka cita. Dimana dia?” “Benteng,” jawab Fotiá singkat. “Apa yang dia lakukan disana?” “Perang dengan ...